Bagaimana kabar Anda semua hari ini? Semoga sehat selalu. Alhamdulillah atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa akhirnya bisa kembali menulis di media ini. Entah sudah berapa bulan saya berhenti sejenak, sampai-sampai ada banyak hal yang ingin saya tuliskan hilang dan menguap entah kemana. Tapi jujur saja, setelah sekian lama tidak menulis rasanya jari-jemari ini kaku dan tak bisa lincah bergerak di atas papan ketik laptop. Hilang keselarasan antara pikiran dan jari-jemari, alhasil saya harus berkali-kali menekan tombol backspace. Seolah baru kali pertama menulis. Penuh keraguan, hati-hati, dan bingung apa yang hendak dituliskan.
Kenapa artikel ini saya berikan judul Menempuh Hidup Baru? Saya sendiri juga tidak terlalu yakin, namun tiba-tiba saja terlintas dalam pikiran saya ketika nanti mulai menulis di blog, saya akan gunakan judul Menempuh Hidup Baru. Bisa juga karena beberapa kejadian yang saya alami belakangan ini. Sepekan terakhir memang ada banyak kejutan, kapan-kapan akan saya tuliskan di sini.
Ngomong-ngomong soal menempuh hidup baru, dalam pemikiran saya hal ini tidak hanya berkaitan dengan pernikahan saja ya.. Bisa aja tentang pacar baru, kelas baru, teman baru, pekerjaan baru, atau bisa juga rumah baru. Konteks menempuh hidup baru kali ini sangat berbeda bagi saya. Ada harapan, angan-angan, dan aktifitas yang baru, sebagai pengganti yang lama.
Wah, nampaknya saya harus berhenti di paragraf ini. Sayup-sayup terdengar suara pelantang masjid petanda akan dimulai shalat jum’at. Selamat menikmati akhir pekan bagi Anda sekeluarga, Insya Allah kita ketemu di tulisan berikutnya, doakan saja tetap istiqomah, dan tetap semangat. Oh iya, bagi mahasiswa yang akan bimbingan atau minta tanda tangan, jangan lagi datang ke kantor yang lama ya..
Credit:
Photo by Gavin Allanwood on Unsplash