Senin, 7 Februari 2022 tepat pukul 16.58 saya sudah sampai di rumah. Hari ini terasa begitu melelahkan, bukan tubh, lebih tepatnya jiwa ini yang lelah. Entah apa yang membuat saya merasa seperti ini, dari kemaren malam (Minggu, 6 Februari 2022) bawaanya bad mood. Selepas menyaksikan kekalahan Green Force dua gol tanpa balas dari seteru klasiknya Persipura, saya merasa kurang nyaman dan galau. Walaupun sedikit terhibur dengan penampilan ciamik Dusan Vlahovic dan Zakaria dalam debutnya bersama La Vecchia Signora, namun suasana hati yang muram tetap saya rasakan sampai pagi hari.
Saya menjadi sensistif, dan baper. Ini tidak seperti biasanya. Beberapa hal kecil yang biasanya dapat ditangani dengan tenang, adem, dan sabar, kali ini kebalikannya. Saya jadi teringat sebuah frasa “senggol bacok” yang dulu begitu populer dikalangan anak-anak muda. Saat menulis ini saya pun senyum-senyum sendiri.
“Ah nyaman juga rasanya”… batin saya bersuara, saat tubuh ini berebah di atas karpet motif retro di sebuah ruangan di lantai atas rumah. Tidak ketinggalan saya putar sebuah lagu, kali ini entah kenapa saya pilih Flanella. Sesekali saya arahkan pandangan mata ke tumpukan buku-buku yang masih berserakan di atas meja, tiba-tiba saya terinspirasi untuk menulis.
“Kenapa tidak menulis saja? Bukannya ini healing yang paling ampuh!” hati saya bergumam.
Karena malas menyalakan laptop saya menulis menggunakan ponsel, walaupun kurang nyaman namun mengasyikkan. Ah.. kenapa saya baru menyadari, kayaknya rasa nyaman itu kita sendiri yang membuat, dan kita pula yang rasakan. Lantas kenapa seharian ini saya uring-uringan? Sensitif dan mudah sekali kesal dengan apapun. Apakah iya benar adanya, rasa nyaman bisa kita buat sendiri? Saya juga tidak yakin, karena tidak punya pengetahuan tentang itu. Mungkin saya harus ngobrol dulu dan berdiskusi dengan kawan saya seorang CEO sebuah aplikasi konseling My Counselor yang ngetop itu. Coba unduh dan jangan sungkan untuk konsultasi dengan para Konselor handal yang bisa memberikan Anda semua solusi yang terbaik.
Ah dari lantai atas saya bisa dengar pijakan Langkah bidadari saya menaiki tangga. Bisa terlihat istri saya membawa lima buah gethuk khas Kudus yang dia pesan di Grup Jual beli di kantor saya.
“Isinya gula merah?” saya bertanya kepada istri. Namun dia hanya terdiam dan tidak menjawab. Tanpa diperintah, dia langsung memotong gethuk bulat itu dengan sendok kecil dan memberikan suapan pertama untuk saya.
Semoga hari-hari kita semua menyenangkan, nyaman, dan damai. Mungkin saya harus banyak-banyak bersyukur dan mengurangi pikiran negatif untuk bisa menikmati hari-hari. Semoga besok pagi (Selasa, 8 februari 2022) Mentari bersinar cerah.