Pelatihan Mendeley bagi Pengelola Rumah Belajar Anak (RBA) Rara

Pagi ini saya begitu bersemangat, maklum hampir beberapa bulan saya jarang mengisi pelatihan atau semacamnya secara langsung. Selain itu, penyelenggara pelatihan kali ini sangatlah special, adalah Kholidia Efining, dan suaminya Julianto yang menggagas pelatihan SPSS dan Mendeley ini. Mereka berdua mengelola sebuah Lembaga belajar anak. Saat pertama dihubungi, sempat terkejut karena saya berfikir buat apa Lembaga belajar anak belajar SPSS dan Mendeley. Usut punya usut ternyata acara ini merupakan sebuah kegiatan untuk peningkatan kompetensi para pengajar di RBA Rara. Sebuah Langkah yang brilian dan jitu. Mbak Rara dan Mas Jul punya visi yang bagus dalam mengembangkan RBA mereka ini. Ah.. saya mendapatkan ilmu dan inspirasi baru. Good job!

Sekitar pukul 08. 10 WIB saya sudah duduk nyaman di bangku kayu yang disediakan di halaman samping Perpusda. Saya lihat beberapa peserta sudah mulai berdatangan satu-persatu, mereka semua masih muda, mungkin masih banyak yang kuliah. Tapi saya sangat salut dengan semangat mereka, mengerjakan dua pekerjaan sekaligus, kuliah dan kerja. Tentu sangat sulit untuk membagi waktu dan prioritas. Lagi-lagi saya belajar hal baru dari kegiatan ini. Noted!

Oh iya, acara berlangsung sekitar pukul 09.00 dimulai dengan pembukaan oleh Pembawa Acara Mas Julianto, kemudian dilanjutkan sambutan oleh Mbak Rara, semua peserta terlihat sudah siap dengan laptop masing-masing. Saya semakin bersemangat saja untuk memberikan materi bagi mereka. Ketika waktu bagi saya sudah tiba, saya memberikan sebuah pertanyaan kepada peserta:

“Siapa yang sudah mengenal Mendeley?”

Hanya beberapa peserta yang menjawab. Mereka Sebagian besar hanya mendengar, namun belum pernah mencoba. Setelah saya ajak ngobrol, ternyata benar dugaan saya. Sebagian besar orang yang saya temui dan saya kenal mereka merasa kalau manajemen referensi itu ribet. Hal ini juga saya rasakan ketika kali pertama memperkenalkan Mendeley di Kampus. Tapi itu dulu, tujuh tahun yang lalu. Sekarang semua orang sudah mengerti bagaimana pentingnya manajemen referensi untuk mendukung proses tulis menulis.

“Terima kasih Pak ilmunya, saya mendapatkan banyak hal baru yang tidak saya dapatkan di bangku kuliah”

— Boy, Mahasiswa S2

Acara ini sempat terhenti karena ada mati lampu. Kurang lebih sekitar satu jam, akhirnya saya hanya bercerita tentang riset, dan pengalaman ketika melakukan penelitian. Banyak hal yang kami diskusikan pada sesi mati lampu ini, akan saya ceritakan di lain kesempatan. Akhirnya sekira pukul 11. 10 WIB listrik kembali menyala. Saat itu juga saya langsung tancap gas untuk praktik mengelola library hingga bagaimana menambahkan sitasi dan bibliografi dalam Microsoft Word. Alhamdulillah atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, acara ini dapat selesai dan saya lihat wajah-wajah peserta sangat girang karena mendapatkan ilmu yang baru. Salah satu peserta Mahasiswa S2 mengatakan kepada saya:

“Terima kasih Pak ilmunya, saya mendapatkan banyak hal baru yang tidak saya dapatkan di bangku kuliah” (Boy, Mahasiswa S2)

Semoga saja kegiatan semacam ini bisa konsisten dan masif. Terima kasih untuk Mbak Rara dan Mas Jul yang telah memberikan kesempatan langka ini kepada saya.Sukses selalu untuk kalian berdua.

0 comments
2 likes
Prev post: Jejak Pertama di SumateraNext post: Lagi Sensi, entahlah!

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.