Minggu (6 Desember 2020) ada satu kegiatan yang harus saya ikuti di salah satu hotel di kota yang fans sepakbolanya dikenal dengan sebutan Pasoepati. Kami melakukan persiapan saat kami baru tiba di lokasi. Selepas acara pembukaan dilanjut dengan narasumber berpengalaman memberikan best practice tentang akreditasi program studi standar 7 dan standar 9. Kami berlima (Tim Program Studi Tadris Bahasa Inggris) sudah langsung tancap gas dan segera melakukan tambal sulam pada dokumen-dokumen yang dibutuhkan.
Hari ini saya merasa cukup segar dan bugar, walaupun sehari sebelumnya harus tidur lebih larut. Menjelang maghrib, sekira pukul 17.00 Bapak Wakil Dekan I memberikan pengumuman kepada kami semua agenda yang akan dilakukan selepas makan malam.
“Ah bentar lagi istirahat, coba santai sejenak” pikirku.
Belum juga saya ambilb ponsel, tiba-tiba rekan saya menanyakan perihal tautan pada google drive yang bermasalah.
“Error, file tidak bisa dibuka” dia terlihat nampak serius dan bingung.
Saya coba melihat di laptopnya, ternyata memang ada pesan error saat dokumen coba untuk ditampilkan. Saya menjadi panik dan mencoba menganalisa kenapa bisa terjadi kesalahan. Cukup lama saya berfikir dan melihat barisan-barisan dokumen serta folder-folder di Google Drive yang terlihat semrawut. Saya ambil gelas di hadapan lalu meminum air didalamnya. Cesssss… sejuk saya rasakan saat air ini mengalir di tenggorokan. Ruangan ber-AC membuat air dalam gelas menjadi dingin, cukup untuk membuat suasana hati dan pikiran menjadi tenang.
Segera kuraih ponsel di samping kiri laptop, dan segera menelpon Mbak Meita. Saya baru ingat, hari Jumat (5 Desembar 2020) saya dan Mbak Meita memindahkan beberapa berkas ke dalam folder yang baru. Jangan-jangan karena hal ini terjadi error. Segera saya ketik “meita” dalam daftar kontak, setelah muncul langsung saja saya tekan tombol panggilan keluar berwarna hijau di ponsel saya.
Tuuuttt…..tuuuuttt…..tuuuttttt….
Cukup lama saya menunggu jawaban, sedikit kaget saat tiba-tiba panggilan saya ditolak. Saya mencoba tetap tenang dan berfikir positif mungkin Mbak Meita sedang sibuk. Saya tekan kembali tombol panggilan, berharap kali ini akan dijawab.
“Assalamualaikum Mbak Meita, sibuk kah?” Saya langsung menyapa sesaat setelah nada panggilan diterima.
“Halo… ono opo Pak, tumben nelpon (Halo, ada apa Pak, tumben telfon) suara perempuan yang menjawab.
Sedikit bingung saya terus melanjutkan penjelasan, walaupun merasakan ada kejanggalan. Saya perhatikan logat dan nada bicaranya kok beda. Mbak Meita Kok gak lagi ngobrol seperti orang Sunda. Namun saya tetap berbicara menanyakan berkas-berkas di Google Drive. Anehnya di seberang sana, beliau hanya tertawa.
“Halo pak, sampean salah sambung ya?” Sambil tertawa perempuan itu menyela pembicaraan.
Merasa aneh, saya balik layar ponsel dan membaca nama kontak yang sedang saya hubungi, dengan jelas tertulis “SMK Meita”
“Harusnya kan “STAIN Meita” saya hanya bisa garuk-garuk kepala sambil tertawa saat menyadari hal ini.
Ah malu rasanya, ternyata saya salah. Pantas saja diajak ngobrol kok ketawa tanpa henti, mungkin menyadari hal lucu yang sedang saya lakukan. Hahahaha… Akhirnya kamipun bernostalgia, sudah sangat lama saya tidak berbincang dengan Bu Meita. Dulu saat mengajar di SMK saya biasa memanggil beliau Bu Meita. Setelah tanya kabar dan sedikit obrolan ringan saya pamit dan mengakhiri percakapan.
Terkadang hal-hal tidak terduga datang dalam berbagai kesempatan. Ada kejutan-kejutan diluar perencanaan matang kita sebagai manusia. Apalah daya kita sebagai manusia hanya bisa berencana Tuhan yang menentukan. Semuanya harus dipandang dengan cara yang positif. Salah sambung kali ini membawa saya Kembali silaturrahim dan berbincang dengan kawan lama. Semoga Anda semua senantiasa sehat dan sukses selalu.
Credit:
Picture by Nuskhan Abid