Sepatu AZA

Sebagai informasi, sebenarnya tulisan ini sudah saya buat setahun yang lalu. Karena kesibukan saya tidak sempat mengunggahnya ke laman web. Pagi ini saat hendak beraktifitas, saya menemukan kembali catatan ini, daripada lapuk dan berjamur di ruang penyimpanan baiknya saya unggah sekarang, sebelum nanti lupa dan menghilang kembali. Oh ya, Mahasiswa yang saya ceritakan saat ini sudah semester tiga. Meski begitu tulisan ini masih tetap relevan dengan situasi dan kondisi saat ini. Selamat menikmati.

–===–

Belum hilang rasa syok dan penasaran saya kepada mahasiswa yang bernama Fiorentina, kali ini saya dikejutkan sekali lagi oleh mahasiswa semester pertama. Bukan nama yang unik atau aneh lagi, tapi kali ini perihal sepatu. Mengapa harus sepatu? Hmmm… mungkin karena sepatu ini spesial. Karena dari ribuan mahasiswa di kampus IAIN Kudus (Saat tulisan ini diunggah kampus sudah bertransformasi menjadi UIN Sunan Kudus) hanya ada satu orang yang bisa mengenali sepatu yang saya kenakan. Kok bisa? Saya juga heran sih.

Lantas sepatu apa sih yang saya kenakan tiap harinya? Yang pasti bukan sepatu impor, bukan merk terkenal, dan bukan sepatu mahal. Sepatu yang biasa saya gunakan saat mengajar adalah Sepatu AZA. Saya yakin masih banyak diantara Anda yang belum pernah mendengar merk sepatu ini. Ya wajar saja, ini sepatu lokal. Sepatu ini diproduksi di Surabaya. AZA adalah sebuah perusahaan perlengkapan untuk olahraga yang didirikan oleh Azrul Ananda. Sebagai informasi Azrul Ananda ini adalah CEO Persebaya Surabaya, dan founder dari DBL Indonesia. Liga basket antar SMA yang tiada duanya di Indonesia.

Balik lagi ke cerita, saat itu saya memakai AZA by Jackson Shoes Black Series – Beast Mode Edition. Saya sudah tidak bisa mengingat pertemuan keberapa saya menggunakan sepatu itu di Kelas B1BIR mata kuliah Digital Literacies. Beberapa kali saya juga memakai sepatu Aza Active Wear 6.9 Limited Edition. 

Saat itu, di penghujung perkuliahan saya berbincang ringan dengan beberapa mahasiswa. Kami membahas sepatu baru yang dipakai oleh salah satu mahasiswa. Mungkin Anda bisa membayangkan situasi di kelas saat itu. Kayaknya sudah menjadi tradisi kalau ada teman kita yang punya sepatu baru dia akan selalu menjadi bahan ledekan. Pastinya Anda juga pernah melakukan hal itu. 

Di tengah perbincangan dan canda gurau kami, salah satu mahasiswa nyeletuk  “Sepatunya Pak Nuskhan itu AZA kan?” 

Kontan saja saya langsung menghentikan gelak tawa dan menoleh ke mahasiswa tersebut.

Dengan heran saya bertanya kepadanya “Lho kok sampean bisa tau?”

Dengan senyum tipis mahasiswa itu berkata “Iya Pak, saya sering membaca artikel atau berita tentang Azrul Ananda, makanya saya tau DBL, Sepeda Wednesday, dan sepatu AZA.” 

“ooooooo…” saya menjawab dengan penuh rasa heran dan kagum. 

Kenapa bisa kagum? Coba Anda bayangkan dari puluhan ribu mahasiswa hanya ada satu orang yang mengenali merk sepatu yang saya kenakan. Ini bukan soal sepatu saya limited edition atau istimewa, namun ini berkaitan dengan literasi dan pengetahuan. Karena rajin membaca mahasiswa ini jadi tau ada merk sepatu lokal yang berkualitas dan bisa didapatkan dengan harga terjangkau.

Coba Anda bayangkan dari puluhan ribu mahasiswa hanya ada satu orang yang mengenali merk sepatu yang saya kenakan. Ini bukan soal sepatu saya limited edition atau istimewa, namun ini berkaitan dengan literasi dan pengetahuan. Karena rajin membaca mahasiswa ini jadi tau ada merk sepatu lokal yang berkualitas dan bisa didapatkan dengan harga terjangkau._Nuskhan Abid.

Sepatu AZA ini punya filosofi yang keren. Sepatu AZA ini diproduksi untuk tujuan yang sangat mulia. Bayangkan, saat kali pertama menggagas untuk memproduksi sepatu, sang founder Azrul Ananda mempunyai cita-cita bahwa sepatu AZA ini menjadi solusi bagi siapapun juga yang mengalami hambatan untuk bermain basket dengan menggunakan sepatu yang layak. Sepatu AZA diproduksi dengan kualitas tinggi, keren, dan dengan harga yang terjangkau. Jadi banyak anak-anak yang bisa bermain basket dengan sepatu yang layak.

Kita semua mengerti betapa mahalnya harga sepatu basket produksi luar negeri. Sepatu basket merk Nike yang bukan KW tentu berharga selangit dan tidak mungkin terbeli oleh saya ataupun mayoritas anak-anak di Indonesia. Pengalaman ini begitu nyata dan saya rasakan saat SMA, betapa mahalnya sepatu basket saat itu.

Lantas apa yang perlu kita renungkan? Sepatu AZA mengajarkan kepada kita bahwa kita harus menjadi manfaat bagi siapa saja dalam hal apapun, dalam bentuk apapun. Sekecil apapun aksi yang kita buat, akan menjadi luar biasa jika bermanfaat bagi orang lain. Bukankah kita selalu diajarkan untuk menjadi manusia yang bermanfaat? Bukankah kita sering mendengar “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”? Bukan menjadi manusia yang pandai memanfaatkan orang lain. Wallahu A’lam Bishawab. Semoga bermanfaat.

0 comments
13 likes
Prev post: Mulai lagi

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *