(Tidak) Tulus?

Pagi ini, dari lantai dua rumah, sayup-sayup terdengar alunan musik khas dari Tulus. Ini bukan kali pertama sih, sejak awal februari istri saya rajin sekali memutar lagu-lagu Tulus saat pagi hari. Tidak ada masalah dengan hal itu, toh saya juga senang mendengarkan musik.

Saat saya bertanya kepada istri, dia hanya berucap “Untuk latihan aja..untuk persiapan…”

Selalu jawaban itu yang saya dengar. Tidak ada kecurigaan apapun terlintas dalam pikiran saya. Semua saya anggap hal biasa saja. Toh saya juga menikmati semua lagu-lagu Tulus. Bahkan di rak saya berjejer koleksi cakram album Tulus mulai dari album pertama sampai dengan album terakhir Manusia.

Perilaku tak biasa ini lama-lama mengganggu di pikiran saya. Saya coba menganalisa kenapa tiba-tiba istri saya rajin memutar lagu Tulus saat pagi sebelum saya berangkat kerja. Saya coba mengingat apakah saya berjanji kepadanya tentang suatu hal? Selama beberapa hari saya belum juga menemukan jawaban.

Setiap pagi saya coba berfikir keras. Apa makna dari semua ini. Namun, semakin saya berfikir, semakin rasa penasaran ini membuat saya gemas dan geregetan. Karena selama beberapa hari belum juga menemukan titik terang dan alasan kenapa istri saya rajin memutar lagu-lagu Tulus di pagi hari. Tapi saya yakin cepat atau lambat akan menemukan jawabannya.

Ternyata memang benar, apa yang kita pikirkan bisa menjadi kenyataan dan diberikan jawaban oleh Tuhan. Saat di kantor, disela-sela rutinitas saya sempatkan melihat-lihat akun instagram untuk sekedar penyegaran saat jenuh bekerja.

“Oalah… ini rupanya” saya berujar dalam hati sambil berdiri dari kursi untuk melakukan peregangan.

Akhirnya saya menemukan jawabannya. Sesaat saya melihat satu akun resmi pagelaran musik jazz di Prambanan. Ketika saya cek daftar penampilnya ada nama Tulus juga. Rupanya ini yang menjadi alasan kenapa istri saya tak bosan memutar Tulus dalam daftar putar lagu saat pagi hari.

Sore sepulang dari kantor saya langsung ngomong dan menanyakan ke istri saya “Pengen nonton Tulus di Prambanan Gak?”

Semua pria pasti paham apa yang diinginkan pasangannya, tanpa harus menjawab pertanyaan dengan gamblang.

— Nuskhan Abid

Tentu saja pertanyaan saya ini seolah menjadi sinyal bagus bagi istri saya. Tanpa menjawab dia hanya tertawa terbahak. Tawanya seperti tawa kemenangan seorang antagonis di film atau drama. Semua pria pasti paham apa yang diinginkan pasangannya, tanpa harus menjawab pertanyaan dengan gamblang.

Akhirnya saya hanya bisa berdoa dan pasrah. Berharap semoga saja diberikan kesehatan, kesempatan, dan kekuatan untuk mewujudkan keinginan istri. Semoga saja semuanya berjalan mudah dan sesuai dengan rencana.  Cukup sekian cerita Nuskhan kali ini, semoga bermanfaat. Besok disambung lagi, harus segera berangkat ke kantor pagi ini.

0 comments
11 likes
Prev post: Putar Balik Bagian KeduaNext post: Lagi-lagi Badan Drop Saat Perjalanan Mudik

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.