Praktik profesi lapangan (PPL) menjadi salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus. Tahun ini kegiatan PPL masih dapat terlaksana walaupun dalam situasi dan kondisi yang serba darurat. Berbeda dengan tahun sebelumnya, PPL tahun ini (2021) dilaksanakan secara langsung di Madrasah. Mungkin mahasiswa Angkatan 2017 adalah satu-satunya mahasiswa yang melaksanakan PPL secara daring dari rumah.
Tahun ini saya Kembali dipercaya untuk menjadi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) di Madrasah Tsanawiyah (MTs) NU Khoiriyyah, Bae, Kabupaten Kudus. Lokasi PPL tahun ini tidak terlalu jauh dari tempat tinggal saya, bahkan dekat dengan pasar tempat saya dan istri berbelanja sayur mayur. Pada tahun 2021 Madrasah yang dipimpin oleh Bapak Abdurrahman, S.PdI ini mempunyai jumlah siswa sebanyak 123 orang. Madrasah yang mulai beroperasi sejak tahun 1986/1987 ini memiliki tenaga pengajar sebanyak 18 orang dengan kualifikasi Pendidikan yang sesuai, dan dibantu oleh 2 orang tenaga kependidikan. Pada era pandemi COVID-19 ini, jam operasi Madrasah tentu berbeda dengan sebelum masa pandemi. Selain membatasi jumlah kehadiran, Madrasah juga membatasi durasi pertemuan di dalam kelas menjadi hanya 30 menit untuk satu jam pelajaran.
Kegiatan PPL dimulai pada tanggal 24 Juli 2021 dan berakhir pada tanggal 31 Agustus 2021. Pada kegiatan PPL kali ini, ada 13 mahasiswa praktikan. 3 orang dari program studi (prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI), 1 orang dari program studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA), 1 mahasiswa program studi Tadris Bahasa Inggris (TBI), 1 mahasiswa program studi Tadris Matematika (TMtk), 3 mahasiswa program studi tadris IPA (TIPA), 3 mahasiswa program studi Tadris IPS (TIPS), dan 1 mahasiswa program studi Bimbingan Konseling Pendidikan Islam (BKPI).
Saya sangat bersyukur, karena mahasiswa praktikan kali ini merupakan mahasiswa yang cerdas, aktif, dan punya visi yang bagus. Saya hanya perlu memberikan sedikit arahan dan petunjuk di awal, namun para mahasiswa mampu menerjemahkan arahan saya dengan sangat baik. Hal ini juga diakui oleh kepala Madrasah yang merasa sangat terbantu dengan kehadiran mahasiswa PPL di MTs NU Khoiriyyah Bae. Kepada Madrasah mengungkapkan bahwa kontribusi mahasiswa PPL memberikan warna tersendiri bagi MTs NU Khoiriyyah Bae. Hal ini dapat dilihat dari kedisiplinan mahasiswa PPL dalam melaksanakan setiap tugas yang diberikan oleh Guru Pamong. Mahasiswa PPL juga berhasil menghidupkan Kembali organisasi siswa (OSIS) yang telah lama mati suri. Selain itu ada banyak kegiatan seperti lomba, dan proses bimbingan bagi siswa yang akan mengikuti Olimpiade IPS, Matematika dan IPA. Singkat kata, PPL tahun ini terasa spesial di mata kepala Madrasah.
Saat proses seremoni penutupan kegiatan PPL kemarin (31 Agustus 2021) Kepala Madrsah juga menyatakan kesedihannya untuk melepas mahasiswa PPL untuk Kembali ke kampus IAIN Kudus. Seluruh keluarga besar MTs NU Khoiriyyah Bae sudah menganggap mahasiswa PPL adalah bagian dari Madrasah. Pihak Madrasah juga membuka pintu selebar-lebarnya apabila dimasa depan Mahasiswa PPL akan melakukan penelitian atau mengadakan kegiatan di MTs NU Khoiriyyah Bae. Adanya sinergi positif antara Lembaga perguruan tinggi dengan Madrasah tentu harus dioptimalkan. Isi sambutan yang saya sampaikan juga mengajak Madrasah untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan Dosen seperti penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Selepas acara penutupan PPL saya sempatkan untuk berbincang dengan teman-teman mahasiswa dan bertanya lebih dalam tentang pelaksanaan PPL tahun ini. Sebagian besar dari mereka sangat menikmati pengalaman ini.
Acara penutupan PPL tahun ini terasa begitu special bagi saya, pertama saya merasa bahwa PPL kali ini lebih tenang. Mahasiswa secara mandiri sudah membuktikan bahwa mereka mampu untuk menjadi seorang pengajar, walaupun secara jam terbang mereka masih kurang. Biasanya mahasiswa PPL sering mengeluhkan komunikasi dan interaksi dengan Guru Pamong yang tidak berjalan mulus, namun kelompok yang saya ampu bisa melewati tantangan ini. Mahasiswa mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan semua elemen Madrasah dengan baik. Hal ini saya buktikan sendiri ketika mereka sangat dekat dengan tenaga kependidikan dan beberapa Guru. Sungguh ini merupakan hal positif yang bisa mereka jadikan pegangan modal saat mereka lulus nanti.
Momen spesial kedua bagi saya adalah, acara syukuran sederhana yang dibuat oleh mahasiswa. Entah apa yang ada dipikiran mereka, saya tidak berani menerka. Bisa jadi acara syukuran ini sebagai petanda bahwa mereka terbebas dari beban dan tekanan selama 30 hari di Madrasah. Hanya Tuhan dan mereka yang tau. Momen seperti ini baru saya alami sepanjang saya menjadi DPL di IAIN Kudus. Hal ini nampaknya yang membuat saya begitu terkesan. Saya jadi mengenal lebih dekat setiap individu, mencoba mengeksplorasi kemampuan mereka, dan mengamati satu-persatu kepribadian mereka. Sungguh menyenangkan, bisa berbincang, dan bergurau dengan mereka. Kita berdiskusi banyak hal, mulai dari pengalaman PPL, skripsi, sampai dengan kapan mereka akan menikah kelak. Tanpa saya sadari, saya baru saja merasakan tegukan es teh manis yang terakhir. Saya perhatikan piring dan gelas di meja sudah kosong. Saya mengarahkan pandangan ke ponsel, melihat indikator waktu di pojok kanan atas.
Sayapun segera berpamitan kepada teman-teman mahasiswa, dan sekali lagi mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerja keras dan komitmen mereka. Sampai jumpa dikesempatan yang lain, semoga Anda semua senantiasa sehat, sukses, dan memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat. Jangan terlena kawan-kawan, terus fokus, Kuliah Kerja Nyata, dan skripsi sudah menanti. Tak terasa begitu Panjang tulisan saya kali ini. Anggap saja ini adalah laporan bimbingan, dan pendampingan mahasiswa PPL. Sehat dan sukses selalu untuk Anda semua, para pembaca.
Credit:
Semua foto adalah dokumentasi pribadi